Gak sedikit orang yang punya hubungan kandas karena "orang
ketiga". Entah kenapa si orang ketiga ini selalu disalahkan, tanpa salah
satu pihak mencari terlebih dahulu kesalahannya. Sedikit flashback untuk
sharing.
Well, beberapa waktu lalu aku pernah menjalin hubungan sipil
dengan mantan kakak kelasku yang sekarang juga adalah mantan pacar. Dia
well-known, seorang atlit dan bisa main gitar sepertinya, sayangnya masih kalah
jago menyanyi dibanding aku :D . Actually dia orangnya baik, humoris. Awal awal
pacaran ya masih nyaman dan semakin nyaman. Aku beberapa kali menemani dan
menikmati aksinya baik di lapangan maupun di panggung. Hingga pada suatu malam
kami sempat bertengkar *biasalah* kalau dilihat lagi itu memang karna salah
aku. Tapi kemudian hubungan kami kembali membaik. Dan kemudian datanglah si
pihak ketiga itu. Kandaslah hubungan kami. Aku menyesali sikap si pihak ketiga
dan si mantan. Tapi setelah aku belajar banyak dari teman temanku, aku tau
kalau si pihak ketiga itu diibaratkan kucing liar. Kucing liar seperti kita tau
kucing yang tak bertuan. Dia akan menetap pada suatu rumah yang memberinya
makan, even once setidaknya dia pernah diberi makan pada suatu rumah dan
menganggap orang yang memeberinya makan adalah tuannya. Aku yang tak peduli
apapun ternyata membiarkan pasanganku terus memberi makan si kucing liar dan
bermain bersamanya. Dan akhirnya aku mendapati bawa pasanganku lebih menyukai
si kucing liar dibanding aku, akupun keluar dari rumah itu. Sadar atau tidak,
kucing liar tidak sepenuhnya salah. Bercermin dari diri sendiri. Ketika apa
yang dia cari tidak dia dapat di kita, dia akan mencari hingga mendapatkan.
Atau mungkin dia sedang bosan. Aku bukan mendukung si kucing liar, hanya
sedikit memberi pandangan lain. Make sure kamu sudah berkaca dan yakin gak
melakukan kesalahan apapun lalu kamu bisa menyalahkan si kucing liar dan si
penyerong (pasangan yang memilih kucing liar).
0 comments:
Post a Comment